Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebuah durian diduga berasal dari istilah Melayu, yaitu dari kata
duri yang diberi akhiran
-an. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam. Tanaman durian sendiri berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang merupakan tanaman liar. Penyebaran durian ke arah barat adalah ke Thailand, Birma, India, dan Pakistan. Di Asia, buah ini sudah dikenal sejak abad 7 M. Berdasarkan catatan sejarah, nama lain durian adalah Duren (Jawa, Gayo), Duriang (Manado), Dulian (Toraja), dan Rulen (Seram Timur).
Buah durian memiliki manfaat mineral alamiah yang mudah dicerna oleh tubuh kita. Durian juga mengandung fosfor dan zat besi yang 10 kali lebih banyak dari buah pisang (mas, ambon, dan beranga). Tapi karena kandungan mineralnya yang tinggi, terutama kalsium dan zat besi, durian dapat menjadi penyebab masalah pada pergerakan usus besar. Bagi yang memiliki riwayat darah tinggi, disarankan untuk tidak mengkonsumsi buah ini bersama dengan alkohol karena dapat menyebabkan
Stroke. Selain itu, disarankan untuk banyak minum air putih sebelum dan sesudah makan durian untuk menghindari dehidrasi.
Durian terutama dipelihara orang untuk buahnya, yang umumnya dimakan (arilus atau salut bijinya) dalam keadaan segar. Salut biji ini umumnya manis dan sangat bergizi karena mengandung banyak karbohidrat, lemak, protein, dan mineral. Secara tradisional, daging buah biasa diawetkan dengan memasaknya bersama gula menjadi dodol (lempok), atau memfermentasikannya menjadi tempoyak. Selanjutnya, tempoyak yang rasanya masam ini biasa menjadi bahan masakan seperti sambal tempoyak, atau untuk campuran memasak ikan.
Durian pun kerap diolah menjadi campuran bahan kue-kue tradisional, seperti gelamai atau jenang. Terkadang dicampurkan dalam hidangan nasi pulut (ketan) bersama dengan santan. Dalam dunia masa kini, buah ini (atau aromanya) biasa dicampurkan dalam permen, es krim, susu, dan berbagai jenis minuman penyegar lainnya.
Bijinya bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar, atau dicampurkan dalam kolak durian. Biji yang mentah beracun dan tak dapat dimakan karena mengandung asam lemak siklopropena. Bijinya mengandung sekitar 27% amilosa. Kuncup daun, mahkota bunga, dan buah yang muda dapat dimasak sebagai sayuran.
Akar durian dimanfaatkan sebagai obat demam. Daunnya, dicampur dengan jeringau, digunakan untuk menyembuhkan infeksi pada kuku. Kulit buahnya untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar (sembelit). Kulit buah dibakar dan abunya digunakan dalam ramuan untuk melancarkan haid. Abu dan air rendaman abu bisa digunakan sebagai campuran pewarna tradisional.
Setiap 100 g salut biji mengandung 67 g air, 28,3 g karbohidrat, 2,5 g lemak, 2,5 g protein, 1,4 g serat; serta memiliki nilai energi sebesar 520 kJ. Durian juga banyak mengandung vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C; serta kalium, kalsium dan fosfor.