Para peneliti mengukur detak jantung, tekanan darah dan aliran darah ke jantung pada 17 orang dewasa yang sehat saat istirahat dan pada saat yang sama tiga menit dari aritmatika mental. Dalam rangka meningkatkan stres mengerjakan PR matematika, para peneliti mendesak para peserta untuk bergegas dan memberitahu mereka bahwa mereka salah, bahkan ketika mereka memberi jawaban yang benar.
Pada saat istirahat, pria dan wanita menunjukkan sedikit perbedaan dalam denyut jantung, tekanan darah dan aliran darah ke jantung. Selama PR matematika, semua peserta memiliki peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Aliran darah ke jantung pada pria juga meningkat selama tugas stres, namun tidak berubah pada wanita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan mungkin lebih rentan terhadap masalah jantung di bawah stres dan bisa dijelaskan mengapa wanita cenderung memiliki masalah jantung lebih buruk pada saat stres, seperti kehilangan pasangan. Hasil ini juga menyoroti bagaimana stres mental dapat mempengaruhi kesehatan.
Pengurangan stres adalah penting bagi siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin, namun studi ini menyoroti bagaimana stres mempengaruhi perbedaan bagi jantung wanita, yang bisa menempatkan mereka pada resiko yang lebih besar.